Jumat, 28 November 2014

DIKSI

Pengertian Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan.
Menurut Hermandra, diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Menurut Gorys Keraf, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Jadi dapat disimpulkan diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan maksud tertentu yang disampaikan dengan gaya yang selaras agar mudah dipahami. Diksi bukan sekedar memilih kata yang tepat, namun harus sesuai dengan nilai yang diakui oleh masyarakat.


Syarat-Syarat Ketetapan dan Kesesuaian Diksi
Ketetapan Diksi adalah sebuah kemampuan sebuah kata untuk menimbukan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara,maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memlih-milih katanya untuk mencapai maksud dari kata tersebut. Berikut syarat-syarat ketetapan diksi :

a. Mampu membedakan secara cermat makna denotasi dan konotasi
Denotatif adalah makna yang sebenarnya dari sebuah kata. Contoh: Dia sedang makan nasi uduk. Kata “makan” dalam kalimat ini bermakna memasukan makanan dalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Contoh : Dia makan waktu banyak untuk menyelesaikan tugas kelompoknya. Kata “makan” dalam kalimat ini bermakna menghabiskan waktu.

b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
Kata-kata yang memiliki makna yang sama. Contoh : muka, paras, wajah yang bermakna bagian depan kepala, dr dahi atas sampai ke dagu dan antara telinga yg satu dan telinga yg lain.

c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam cara mengeja
Kelompok kata yang memiliki kesamaan bunyi dalam ejaan, namun memiliki tulisan yang berbeda disebut homofon. Contohnya kata “massa” yang bermakna jumlah yang banyak, sedangkan kata “masa” bermakna waktu.
Kelompok kata yang memiliki kesamaan huruf namun berbeda bunyi ejaan disebut homograf. Contohnya kata “apel” bisa bermakna wajib hadir dl suatu upacara resmi atau salah satu jenis buah.

d. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
Kata-kata yang diciptakan sendiri ada 2 macam, yaitu jargon dan slang. Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi atau kelompok tertentu. Contohnya “sikon” yang bermakna situasi dan kondisi. Sedangkan slang merupakan kata-kata yang tidak baku yang dibentuk sebagai keinginan untuk tampil berbeda, dan jika kata tersebut telah usang maka akan diganti dengan kata yang lain. Contoh kata “keles” yang berasal dari kata “kali” yang bermakna sebagai perbandingan suatu peristiwa.

e. Mampu memahami kata abstrak dan konkret
Kata konkret adalah kata yang mudah dimengerti oleh panca indra. Contoh : kursi, meja, mobil. Sedangkan kata abstrak merupakan kata yang tidak dapat dimengerti oleh panca indra. Contoh : mimpi, khayalan, cinta.

f. Dapat membedakan kata umum dan kata khusus
Kata umum adalah kata yang memiliki cakupan makna yang luas (hipernim). Sedangkan kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya lebih terbatas (hiponim). Contoh kata umum yaitu “melihat”, sedangkan kata khususnya dapat berupa kata “menyaksikan”, “memeriksa”, “melirik”.

Kesesuaian Diksi adalah kecocokan dalam mempergunakan kata, kecocokan pertama tama mencakup soal kata mana yang yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu. Dibutuhkan agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, dengan syarat kesesuaiannya :
            1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan         dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan.
            Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku)
            2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat.
            Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan)
            3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat.
            Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar)
            4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.
            Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak
            5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non     ilmiah menggunakan kata populer.
            Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer)
            6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
            Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan          (bahasa tulis)

Elemen Diksi
a. Fonem : satuan bunyi terkecil yg mampu menunjukkan kontras makna
b. Silabel : suku kata
c. Konjungsi : kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat
d. Nomina : kelas kata yg dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak (kata benda)
e. Verba : kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan (kata kerja)
f. Infleksi : perubahan bentuk kata (dl bahasa fleksi) yg menunjukkan berbagai hubungan gramatika
g. Uterans : mempengaruhi diksi berdasarkan kemampuan bahasa dengan kriteria penggunaan dan pemahaman yang jelas dan efektif
Penggunaan Diksi dalam Kalimat
Pada dasarnya (Aninditya Sri Nugraheni: 195) kalimat adalah rangkaian kata terpilih yang mengandung unsur-unsur tertentu, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan (S-P-O-K). Dalam hal ini, kemampuan memilih kata-kata atau diksi sangat menentukan kualitas kalimat yang akan disusun. Dalam perkembangan selanjutnya, kalimat dituntut untuk lebih efektif agar tidak boros kata-kata dan membuat makna didalamnya menjadi kabur. Kalimat yang komunikatif, mampu menyampaikan pesan, gagasan, perasan, ataupun pemberitahuan sesuai maksud penulis.
Berikut ini merupakan teknik untuk menggunakan diksi dengan baik :
a. Ringkaslah kalimat yang akan disampaikan
b. Hindari pengulangan kata yang tidak perlu
c. Hindari pengulangan anak kalimat
d. Hindari mendahulukan kata kerja
e. Jangan menempatkan kata kerja yang penting di akhir kalimat, karena biasanya secara lisan kita akan menurunkan suara di akhir kalimat.

Kesalahan dalam Pemilihan Diksia. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa.
b. Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya-tetapi seharusnya tidak hanya-tetapi juga; bukan hanya-tetapi seharusnya bukan hanya-melainkan juga.
d. Menggunakan kata berpasangan secara idiomatik yang tidak bersesuaian. Misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan; membicarakan tentang seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.
e. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun).
Contoh kalimat Diksi:
Dampak Pemanasan Global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,  gunung-gunung  es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.


No
Salah Diksi
Perbaikan
Alasan/Analisis
1.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaprakiraan mengenai   dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaperkiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Kata prakiraan merupakan kata tidak baku. Sedangkan kata perkiraan merupakan kata baku, yang memiliki kata dasar ‘kira’ dengan imbuhan per-..-an
2.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)akan memanas lebih daridaerah-daerah lain di Bumi.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)akan lebih memanas daripada daerah-daerah lain di Bumi.
Kata ‘akan memanas   lebih dari’, sebaiknya diperbaiki dengan kata ‘akan lebih memanas daripada’ karena kata lebih biasanya diikuti oleh kata sifat dan kata daripada menunjukkan sebuah perbandingan sedangkan kata dari menunjukkan asal.
3.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Akibatnya, gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Kata ‘gunung-gunung   es’ merupakan pemborosan kata karena gunung es hanya terdapat di daerah kutub, sehingga dapat ditulis ‘gunung es’ saja.
4.
Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Sebaiknya penggunaan kata ‘malah’ dihapuskan, karena pemborosan kata.
5.
Hal ini disebabkan karenauap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Hal ini disebabkan olehuap air yang merupakangas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Kata ‘disebabkan karena’merupakan bentuk padanan yang tidak serasi. Sebaiknya digantikan   dengan kata ‘disebabkan oleh’. Dan sebelum kata ‘merupakan’perlu ditambah kata ‘yang’ sebagai penjelas.
6.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kata ‘di mana’ merupakan pemborosan kata dan kata tersebut tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan.
7.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara merata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kata ‘rata-rata’ menunjukkan suatu hasil perhitungan. Sehingga kata ‘rata-rata’ perlu diubah menjadi ‘merata’
8.
(Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
(Curah hujan di dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
Kata ‘di seluruh dunia’ sebaiknya di singkat menjadi ‘di dunia’ karena bagaimana pun juga dunia hanya ada satu.
9.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering daripadasebelumnya.
Kata ‘dari’ berarti asal, sedangkan kata ‘daripada’ berarti perbandingan. Dalam kalimat tersebut membandingkan keadaan suatu daerah dengan sebelumnya. Sehingga kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’.
10.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan darisebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan daripadasebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’ karena dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu perbandingan.
11.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya danmencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Tanda koma pada kalimat tersebut lebih baik diubah dengan kata penghubung ‘dan’.


sumber: http://satriyoadhie.blogspot.com/2012/11/diksi-dan-beberapa-contohnya.html
              http://sukmadyu.wordpress.com/2014/10/12/tugas-softskill-bahasa-indonesia-diksi/
              http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar